-->

Monday, September 17, 2007

SURAT CINTA BUATMU----------
IKUTILAH JEJAK LANGKAH KAMI (Manusia-Manusia Malam)

Lihatlah hari ini, sebab ia adalah
kehidupan,kehidupan dari kehidupan.Dalam
sekejap dia telah melahirkan berbagai
hakikat dari wujudmu. Nikmatpertumbuhan.
Pekerjaan yg indah. Indahnya kemenangan.
Karena hari kemarin

tak lebih dari sebuah mimpi. Dan esok
hari hanyalah bayangan. Namun hari ini
ketika anda hidup sempurna telah membuat
hari kemarin sebagai impian yg indah.
Setiap hari esok adalah bayangan yg
penuh harapan. Maka lihatlah hari ini.
(Kalidasa)


Wahai orang-orang yang terpejam matanya,
Perkenankanlah kami, manusia-manusia
malam menuliskan sebuah surat cinta
kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada
waktu malam-malam yang kami rajut di
sepertiga terakhir. Atau seperti cinta
kami pada keagungan dan rahasianya yang
penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah
payah lepas tengah hari berharap intan
dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu
bersusah payah, sebab malam-malam kami
berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap, Sungguh
nikmat malam-malammu. Gelapnya yang
pekat membuat matamu tak mampu melihat
energi cahaya yang tersembunyi di
baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu
hanyut tak menghiraukan seruan cinta.
Dinginnya yang merasuk semakin membuat
dirimu terlena,menikmati tidurmu di atas
pembaringan yang empuk, bermesraan
dengan bantal dan gulingmu, bergeliat
manja di balik selimutmu yang demikian
hangatnya. Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang
terlena,Ketahuilah, kami tidak seperti
dirimu!!
Yang setiap malam terpejam matanya, yang
terlelap pulas tak terkira. Atau yang
terlena oleh suasananya yang begitu
menggoda. Kami tidak seperti dirimu !!
Kami adalah para perindu kamar di surga.
Tak pernahkah kau dengar Sang Insan
Kamil, Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya di surga itu ada kamar
yang sisi luarnya terlihat dari dalam
dan sisi dalamnya terlihat dari luar.
Disediakan untuk mereka yang memberi
makan orang-orang yang memerlukannya,
menyebarkan salam serta mendirikan
sholat pada saat manusia terlelap dalam
tidur malam. Sudahkah kau dengar tadi ?
Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk
kami dan orang-orang yang mendirikan
sholat pada saat manusia-manusia yang
lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa
cinta, Kau pasti pernah mendengar namaku
disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat
Hadist. Kerinduanku akan sepertiga malam
adalah hal yang tak terperi. Penghujung
malam adalah kenikmatanku terbesar. Tapi
tahukah kau ? Kenikmatan itu tidak serta
merta kukecap sendiri. Kubagi
malam-malamku yang penuh syahdu itu
menjadi tiga. Satu untukku, satu untuk
istriku tercinta dan satu lagi untuk
pelayan yang aku kasihi. Jika salah satu
dari kami selesai mendirikan sholat,
maka kami bersegera membangunkan yang
lain untuk menikmati bagiannya.
Subhanallah, tak tergerakkah dirimu ?
Pedulikah kau pada keluargamu ? Adakah
kebaikan yang kau inginkan dari mereka ?
Sekedar untuk membangunkan orang-orang
yang paling dekat denganmu, keluargamu ?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud
Zanki. Sejarah mencatatku sebagai Sang
Penakluk kesombongan pasukan salib.
Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu
Katsir mengomentari diriku, katanya,
Nuruddin itu kecanduan sholat malam,
banyak berpuasa dan berjihad dengan
akidah yang benar. Kemenangan demi
kemenangan aku raih bersama pasukanku.
Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam
sebuah perbincangan seru. Kata mereka,
Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan
karena pasukannya yang banyak. Tetapi
lebih karena dia mempunyai rahasia
bersama Tuhan. Aku tersenyum, mereka
memang benar. Kemenangan yang kuraih
adalah karena doa dan sholat-sholat
malamku yang penuh kekhusyuan. Tahukah
kau dengan orang yang selalu setia
mendampingiku ? Dialah Istriku tercinta,
Khotun binti Atabik. Dia adalah istri
shalehah di mataku, terlebih di mata
Alloh. Malam-malam kami adalah malam
penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan.

Gemerisik dedaunan dan desahan angin
seakan menjadi pernak-pernik kami
saat mendung di mata kami jatuh berderai
dalam sujud kami yg panjang.
Kuceritakan padamu suatu hari ada
kejadian yang membuat belahan jiwaku itu
tampak murung. Kutanyakan padanya apa
gerangan yang membuatnya resah. Ya
Alloh, ternyata dia tertidur, tidak
bangun pada malam itu, sehingga
kehilangan kesempatan untuk beribadah.
Astaghfirulloh, aku menyesal telah
membuat dia kecewa. Segera setelah
peristiwa itu kubayar saja penyesalanku
dengan mengangkat seorang pegawai khusus
untuknya. Pegawai itu kuperintahkan
untuk menabuh genderang agar kami
terbangun di sepertiga malamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, Kau
pasti mengenalku dalam kisah
pembebasan Al-Aqsa, rumah Allah yang
diberkati. Akulah pengukir tinta emas
itu, seorang Panglima Perang,
Sholahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yang
hidup di zamanku mengenalku tak lebih
dari seorang Panglima yang selalu
menjaga sholat berjamaah. Kesenanganku
adalah mendengarkan bacaan Alquran yang
indah dan syahdu. Malam-malamku adalah
saat yang paling kutunggu. Saat-saat
dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku.
Sedangkan siang hariku adalah
perjuangan-perjuangan nyata,
pengejawantahan cintaku pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja
terlena, Pernahkah kau mendengar kisah
penaklukan Konstantinopel ? Akulah orang
dibalik penaklukan itu, Sultan Muhammad
Al Fatih. Aku sangat lihai dalam
memimpin bala tentaraku. Namun tahukah
kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu,
aku telah memerintahkan kepada pasukanku
untuk berpuasa pada siang harinya. Dan
saat malam tiba, kami laksanakan sholat
malam dan munajat penuh harap akan
pertolongan-Nya. Jika Alloh memberikan
kematian kepada kami pada siang hari
disaat kami berjuang, maka kesyahidan
itulah harapan kami terbesar. Biarlah
siang hari kami berada di ujung
kematian, namun sebelum itu, di ujung
malamnya Alloh temukan kami berada dalam
kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi
malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan
hatinya, Pernahkah kau dengar kisah
Penduduk Basrah yang kekeringan ? Mereka
sangat merindukan air yang keluar dari
celah-celah awan. Sebab terik matahari
terasa sangat menyengat,padang pasir pun
semakin kering dan tandus. Suatu hari
mereka sepakat untuk mengadakan Sholat
Istisqo yang langsung dipimpin oleh
seorang ulama di masa itu. Ada
wajah-wajah besar yang turut serta di
sana, Malik bin Dinar, Atho As-Sulami,
Tsabit Al-Bunani. Sholat dimulai, dua
rakaat pun usai. Harapan terbesar mereka
adalah hujan-hujan yang penuh berkah.
Namun waktu terus beranjak siang,
matahari kian meninggi, tak ada
tanda-tanda hujan akan turun. Mendung
tak datang, langit membisu, tetap cerah
dan biru. Dalam hati mereka
bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang
kami lakukan sehingga air hujan itu
tertahan di langit ? Padahal kami semua
adalah orang-orang terbaik di negeri ini
? Sholat demi sholat Istisqo didirikan,
namun hujan tak kunjung datang.

Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan
Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah
masjid. Saat malam itulah, aku, Maimun,
seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit
hitam dan berpakaian usang, datang ke
masjid itu. Langkahku menuju mihrab,
kuniatkan untuk sholat Istisqo
sendirian, dua orang terpandang itu
mengamati gerak gerikku. Setelah sholat,
dengan penuh kekhusyuan kutengadahkan
tanganku ke langit, seraya berdoa :
Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu
yang berkali-kali datang kepada-Mu
memohon sesuatu yang sebenarnya tidak
mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu.
Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu
sudah habis ? Ataukah perbendaharaan
kekuasaan-Mu telah hilang ? Tuhanku, aku
bersumpah atas nama-Mu dengan
kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau
berkenan memberi kami hujan secepatnya.
Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin
langsung datang bergemuruh dengan cepat,
mendung tebal di atas langit. Langit
seakan runtuh mendengar doa seorang
pelayan ini. Doaku dikabulkan oleh
Tuhan, hujan turun dengan derasnya,
membasahi bumi yang tandus yang sudah
lama merindukannya.

Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun
terheran-heran dan kau pasti juga heran
bukan ? Aku, seorang budak miskin harta,
yang hitam pekat, mungkin lebih pekat
dari malam-malam yang kulalui. Hanya
manusia biasa, tapi aku menjadi sangat
luar biasa karena doaku yang makbul dan
malam-malam yang kupenuhi dengan
tangisan dan taqarrub pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja
terpejam, Penghujung malam adalah
detik-detik termahal bagiku, Imam
Nawawi. Suatu hari muridku menanyakan
kepadaku, bagaimana aku bisa menciptakan
berbagai karya yang banyak ?
Kapan aku beristirahat, bagaimana aku
mengatur tidurku ? Lalu kujelaskan
padanya, Jika aku mengantuk, maka aku
hentikan sholatku dan aku bersandar pada
buku-bukuku sejenak. Selang beberapa
waktu jika telah segar kembali, aku
lanjutkan ibadahku. Aku tahu kau pasti
berpikir bahwa hal ini sangat sulit
dijangkau oleh akal sehatmu. Tapi
lihatlah, aku telah melakukannya, dan
sekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.

Wahai orang-orang yang tergoda, Begitu
kuatkah syetan mengikat tengkuk
lehermu saat kau tertidur pulas ? Ya,
sangat kuat, tiga ikatan di tengkuk
lehermu !! Dia lalu menepuk setiap
ikatan itu sambil berkata, Hai manusia,
Engkau masih punya malam panjang, karena
itu tidurlah !!. Hei, Sadarlah,
sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu
tipu muslihatnya ! Syetan itu berbohong
kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah,
kerahkan kekuatanmu untuk menangkal
godaannya. Sebutlah nama Alloh, maka
akan lepas ikatan yang pertama.
Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas
ikatan yang kedua. Dan yang terakhir,
sholatlah, sholat seperti kami, maka
akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap,
Masihkah kau menikmati
malam-malammu dengan kepulasan ?
Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untuk
bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya,
bercengkerama dengan-Nya, memohon
keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat ?
Tidakkah kau tahu, bahwa Alloh turun ke
langit bumi pada 1/3 malam yang pertama
telah berlalu. Tidakkah kau tahu, bahwa
Dia berkata, Akulah Raja, Akulah Raja,
siapa yang memohon kepada-Ku akan
Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku
akan Kuberi, dan siapa yang memohon
ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia
terus berkata demikian, hingga fajar
merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu
dunia, Bagi kami, manusia-manusia
malam, dunia ini sungguh tak ada
artinya. Malamlah yang memberi kami
kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi
kami adalah malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau
terlelap ? Apakah kau menginginkan
kehidupan sesungguhnya ? Maka ikutilah
jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak
kau akan temukan cahaya di sana, di
waktu sepertiga malam. Namun jika kau
masih ingin terlelap, menikmati tidurmu
di atas pembaringan yang empuk,
bermesraan dengan bantal dan gulingmu,
bergeliat manja di balik selimutmu yang
demikian hangatnya, maka surat cinta
kami ini sungguh tak berarti apa-apa
bagimu. Semoga Alloh mempertemukan kita
di sana, di surga-Nya, mendapati dirimu
dan diri kami dalam kamar-kamar yang
sisi luarnya terlihat dari dalam dan
sisi dalamnya terlihat dari luar.
Semoga

(Manusia-Manusia Malam)

0 comments:

Post a Comment

komen anda sangat dialu-aluan

Update Download

  • Tiada Link

    Harap maaf. Tiada update download yang terbaru. Ada sapa2 nak sumbangkan benda untuk didownload?

  • Tiada Link

    Harap maaf. Tiada update download yang terbaru. Ada sapa2 nak sumbangkan benda untuk didownload?

  • Tiada Link

    Harap maaf. Tiada update download yang terbaru. Ada sapa2 nak sumbangkan benda untuk didownload?

  • Tiada Link

    Harap maaf. Tiada update download yang terbaru. Ada sapa2 nak sumbangkan benda untuk didownload?